Solusi Lumpur Lapindo: Indonesia Krisis Rupiah

Harta Yang Hilang

Melihat dari besar kekauatan tekanan semburan Lumpur Lapindo bisa diketahui bagwa gas yang keluar kepermukaan bersama lumpur begitu besar jumlahnya.

4tahun Lumpur Lapindo berlalu tanpa solusi, 4tahun pula gas dengan jumlah ribuan ton telah hilang begitu saja. Hak anak cucu bangsa telah hilang percuma sementara secara tidak sadar hukum dinegeri ini pun diam. Hukum alam yang mencuat berwujud Lumpur Lapindo tidak mampu menyadarkan bahwa di negeri ini terjadi perampasan hak, bahwa di negeri ini hak kekayaan alam terabaikan.

Lumpur Lapindo adalah sebuah bencana alam yang diakibatkan tangan manusia. Lantas manusia manakah yang harus bertanggung jawab atas hilangya harta ini. Adalah sebuah pertanyaan juga bahwa apakah ini exploitasi gas atau exploitasi lumpur ?!. Dan mungkin banyak lagi pertanyaan yang bisa muncul.

Yang jelas bahwa kita telah kehilangan dan menghilngkan harta serta hanya meninggalkan ampas untuk anak cucu kita. Mereka tidak akan menuntut karena mereka belia atau bahkan mungkin belum dilahirkan or maybe never cause it.

Dan adalah kewajiban seluruh anak bangsa ini mempertahankan kontineutas dan integritas suatu pulau bukan hanya dari segi keamanan tetapi jauh lebih penting adalah sumber kekayaan alamnya.

N e w s…

Saturday, September 8, 2012

Indonesia Krisis Rupiah

Tema kali jauh dari masalah lumpur lapindo tapi saya rasa ga jadi soal...hitung-hitung buat apdate blog lagi.

Indonesia pada saat ini boleh dikata masih dalam keadaan krisis rupiah, betapa tidak lihat saja kekautan ekonomi makro Indonesia saat ini, sampai saat ini Rupiah belum mampu mengimbangi apalagi menyaingi Dollar. Parahnya lagi kekuatan ekonomi nasional saat ini berada pada sektor mikro, artinya ekonomi makro saat ini ditopang oleh ekonomi mikro yang berbuntut masayarakat harus menerima terpaan dan batingan sosial ekonomi yang paling berat. 

Biar gak sama-sama bingung nih...example, pemerintah yang nota bene saat ini telah menaikkan tarif BBM padahal subsidi BBM begitu kecil dibanding subsidi pemerintah disektor lain misalnya biaya rutin belanjar negara. Belum lagi, masalah pangan dalam hal ini import kedelai ditengah banjirnya kekayaan kelautan kita
yang bisa jauh lebih meninggkatkan kualitas pangan dalam hal ini protein. Kalo memang produksi kedelai kiata menurun untuk memenuhi sumber protein masyarakat, mengapa tidak memanfaatkan kekayaan kelautan kita buat menggantikannya. Saya rasa masyarakat kita akan terima sebuah kondisi kalau produksi kedalai menurun daripada harus tergantung dengan masyarakat luar dalam hal ini import. Kalo perlu pemerintah yang seharusnya mengurus masalah kedelai dan mengejar ketertinggalan ini. Tapi sayang kiblat pemerintah saat ini bukan pada sektor pertanian. Kibablat pemerintah saat ini jauh cenderung pada sifat dan tingkat konsumtif yang lebih tinggi akan produk luar dan senang utang. Akhirnya semua sektor produksi menjadi nol. Nambang gas gagal, nambang minyak tapi gak dikelola jadi barang jadi (malah mentahnya dijual dan bentuk jadinya dibeli kembali dari negara luar), nambang logam (nikel, emas, fe, dll) malah dikerjakan oleh pihak austrlia dan sekutunya di papua, parahnya lagi lahan pertanian terbengkalai (mulai dari pupuk, bibit dan penjualannya dimonopoli oleh tengkulak yang ada dimasyarakat dan pemerintah hanya tersenyum).

Singkatnya nih, akibat krisis rupiah ditingkat makro, maka masyarakat kecil sebagai selaku penggerak ekonomi mikro harus menanggung beban biaya hidup mahal di indonesia. Betapa tidak, masyarakat kita adalah masyarakat pelaut dan petani secara umum, tapi pemerintah malah menggalakkan penambangan/exploitasi bumi yang hanya bisa dilakoni pengusaha kaya yang tidak bisa dikelolah secara bijak dan baik, belum lagi adanya industrilisasi. Nah kalo kondisi yang saling bertolak belakang ini terus berlanjut maka masyarakat akan selamanya menderita tekanan rupiah.

Dan anehnya, kondisi inilah yang menjadikan kondisi rupiah secara nasional ditopang oleh ekonomi masyarakat secara mikro. Sejauh ini, saya melihat konsidisi ini sebagai indonesia krisis rupiah = indonesia krisis pemimpin. Pemimpin yang tidak bisa menyelesaikan masalah ekonomi yang ada di indonesia, pemimpin yang tidak bisa menentukan arah kebijakan ekonomi masyarakat ditengah kekuatan ekonomi berada dimasyakat dan bukan pada pemerintah yang bergerak disektor industri ato pertambangan. Dan akhirnya pemimpin dan calon pemimpin krisis kepercayaan. Krisis Pemimpin mas bro.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih atas kunjungan dan komentar anda

Share |

Blog di Search dengan Tag

korban lumpur lapindo di 3 desa dijanjikan ganti rugi dan tragedi lumpur lapindo masih jadi Banjir lumpur panas Sidoarjo dan untuk menghentikan semburan lumpur lapindo maka siap Tanggung Lumpur Lapindo, Pemerintah Siapkan Dana Rp 1,3 Triliun, timbul tanya apakah ini lumpur lapindo ataukah lumpur sidoarjo Kronologi Bencana Lumpur Lapindo penyebab lumpur lapindo kebakaran hutan gunung meletus tragedi lumpur lapindo latar belakang lumpur lapindo tsunami dampak lumpur lapindopenanggulangan lumpur lapindo 4Lapindo hadir ditengah masyarakat indonesia melalui media internet untuk menawarkan bantuan pada masyarakat Sidorjo dalam mengatasi Lumpur Lapindo. Respon dan tanggapan atas tawaran ini pun kami harapkan tidak hanya datang dari masyrakat tapi juga dari pemerintah Republik Indonesia yang kita yang cintai ini prakata review gas proses pembentukan gas problemantika gas solusi lumpur lapindo rudal spuyer 11 prinsip ilmuan sukses 11 prediksi 4 indonesia profil contact

submit